2025-02-27 | admin8

Upaya Pemerintah dalam Memenuhi Ketersediaan Energi Nasional

Untuk meningkatkan ketahanan energi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor energi, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang mengembangkan berbagai strategi guna mewujudkan kemandirian energi. Dalam hal ini, pemerintah tidak hanya berfokus pada sumber energi fosil, tetapi juga pada energi baru terbarukan (EBT). Berikut adalah upaya-upaya yang sedang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

Substitusi Energi Melalui Hilirisasi Batubara

Wakil Menteri ESDM, Yuliot, menyatakan bahwa salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan energi nasional adalah dengan menggantikan impor energi menggunakan sumber daya alam domestik, salah satunya melalui hilirisasi batubara. Pada saat meresmikan BBM Satu Harga Klaster Papua dan Maluku di Ternate, Maluku Utara, Yuliot menjelaskan bahwa meskipun LPG sebagian besar masih bergantung pada impor, upaya substitusi slot bet 200 perak energi dapat dilakukan melalui hilirisasi batubara menjadi gas.

Indonesia memiliki cadangan batubara yang melimpah, dan hal ini membuka peluang besar untuk menggantikan energi impor dengan sumber daya domestik. Negara-negara lain yang telah mengimplementasikan hilirisasi batubara bisa menjadi contoh bagi Indonesia dalam mengurangi ketergantungan terhadap energi asing.

Pengembangan Sumber Energi Minyak dan Gas Bumi

Selain memanfaatkan potensi batubara, pemerintah juga berkomitmen untuk mengembangkan sumber energi fosil lainnya, terutama minyak dan gas bumi. Yuliot mengungkapkan bahwa untuk mencukupi kebutuhan energi dalam negeri, Indonesia tidak hanya mengandalkan energi fosil, tetapi juga memperluas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.

Baca Juga : https://humaskepri.id/balai-kemenperin-raih-status-lembaga-pemeriksa-halal-utama/

Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk Masa Depan

Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, pemerintah juga berfokus pada pengembangan energi baru terbarukan. Salah satu inisiatif besar adalah pengembangan biodiesel, bioetanol, dan biosolar. Pada Agustus 2023, pemerintah meluncurkan program mandatori Biodiesel B35, yang mencampurkan 35% biodiesel dengan solar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Yuliot menambahkan bahwa pemerintah menargetkan untuk mencapai penggunaan Biodiesel B100 pada masa depan. Program ini akan berkembang dari B35 ke B40, B50, B60, hingga akhirnya mencapai B100, yang menunjukkan langkah progresif menuju energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan.

Ketersediaan Bahan Baku untuk Program Biodiesel

Terkait ketersediaan bahan baku untuk biodiesel, Yuliot menjelaskan bahwa hal ini telah dibahas dengan stakeholder terkait, termasuk Kementerian Pertanian. Bahan baku biodiesel, yang sebagian besar berasal dari sektor pertanian, memerlukan koordinasi yang baik untuk memastikan pasokan bahan baku yang cukup untuk memenuhi target program biodiesel di masa depan.

Dengan berbagai inisiatif ini, pemerintah Indonesia bertujuan untuk mencapai kemandirian energi dan memastikan ketahanan energi nasional melalui diversifikasi sumber energi. Upaya ini bertujuan untuk mewujudkan masa depan yang lebih mandiri dan berkelanjutan bagi Indonesia dalam sektor energi.

Share: Facebook Twitter Linkedin